Negeri ini butuh polisi “India” seperti Norman.

Share on :
Briptu Norman Kamaru, satu lagi nama yang mencuat sebagai selebriti melalui jejaring social di Negeri ini setelah video “joged india” miliknya yang diupload melalui youtube berhasil menyita perhatian. Video berdurasi kurang lebih tujuh menit berisi aksi lypsinc lagu Chaiya-Chaiya yang dipopulerkan Sharukh Khan lengkap dengan gerak tubuh menyerupai taarian india tersebut secara jujur memang harus mendapat apresiasi yang tinggi karena berhasil menggelitik dan mendatangkan tawa. Tingkah sedikit yang menilai Anggota Brimob Gorontalo ini kreatif namun tidak sedikit pula pendapat bahwa tingkahnya tersebut tidak bias dikategorikan kreatif melainkan konyol.

Kreatif atau konyol Brpitu Norman pada prinsipnya didasarkan pada sudut pandang yang dipakai untuk mengapresiasi Aksinya tersebut. Bagi yang positif thinking Briptu Norman dinilai kreatif karena mampu meniadakan batas – batas untuk menghidupkan karakter cipta dalam dirinya sebagai manusia. Kreatifitas milik siapapun dan harus senantiasa dihidupkan termasuk untuk seorang aparat brimob sekalipun, kata seorang teman. Bagi sebagian lain, Norman dianggap konyol karena tidak mampu memposisikan diri sebagai seorang aparat penegak hokum yang sedang bertugas. Tapi sekali lagi bagi saya, Norman juga manusia.


Briptu Norman adalah satu dari sekian banyak aparat hukum dibangsa ini yang sudah tentu juga memiliki karakter yang bermacam – macam. Bagi saya, kepolisian harusnya tidak memberikan sanksi berat untuk Briptu Norman yang telah merekam dirinya dan berjoged – joged india walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa aksinya tersebut bias dianggap melecehkan citra kepolisian karena telah bersikap tidak professional dan dicap terlalu “gaul” dengan tindik dilidah sebagai seorang polisi, tapi apakah harus sesulit itu bila kita juga mampu mengidentifikasi secara terbalik aksi Briptu Norman tersebut yang telah mampu melahirkan satu perspektif sederhana yang sebagaimana telah saya kemukakan sebelumnya diatas “ polisi juga manusia “ sehingga sorotan – sorotan tajam yang mendera tubuh kepolisian beberapa waktu ini setidaknya bisa sedikit ditelah dari perspektif yang berbeda. Setiap manusia menginginkan hal – hal sederhana yang mendatangkan kebahagian, bukan hal – hal sulit yang mendatangkan polemik namun sebagai pribadi yang terlibat secara institusi setiap sikap dan tindakan yang diambil bukanlah keinginan masing – masing personal melainkan kerangka oprasional yang didasarkan pada kebijakan institusi tersebut sehingga cenderung mendatangkan dilemma tersendiri bagi mereka para aparat penegak hukum.


INDONESIA BUTUH POLISI “INDIA”


Bagi kebanyakan orang, karakter polisi india dalam film india adalah karakter yang tidak bisa diandalkan dan selalu datang terlambat  setelah jagoan berhasil mengalahkan si penjahat. Kita tentu tidak menginginkan karakter kepolisian kita seperti karakter polisi india didalam film india. Tapi tanpa perlu mengenal lebih jauh pribadi Briptu Norman saya merasa baik bila semua polisi di bangsa ini meniru selera humor dari polisi india yang satu ini agaar tidak bersikap kasar dan semena – mena dalam bertugas seperti yang sering dikeluhkan masyarakat belakangan ini.


---

Norman mengingatkaan saya akan seorang teman SMA bernama Aprizal yang memiliki karakter kocak dan pernah bermimpi menjadi seorang pelawak namun kenyataannya setelah lulus teman saya yang memiliki perwatakan tinggi besar, kekar dan hitam itu diterima sebagai Anggota kepolisian dan setelah menjalani pendidikan ditempatkan sebagai Anggota Provost, bayangkan saja bagaimana rata – rata Provost dinegri ini.

Setiap kali berpapasan dengannya jujur saya sering merasa sungkan karena sikapnya yang berwibawa tapi kondisi itu tidak akan bertahan lama karena saya akan tertawa sebesar – besarnya ketika mengingat tingkah kocaknya dimasa SMA terlebih lagi ketika menarikan sebuah tarian arab yang popular dengan nama tarian samrah. Aprizal teman saya itu kini aparat penegak hokum dengan karakter asli yang konyol dan tidak mau pusing dengan keadaan akhirnya masuk dan memilih hidup teratur sesuai system, saya yakin sekali – kali pasti aprizal juga melakukan salah karena hal tersebut sangatlah manusiawi.


BRIPTU NORMAN MUNGKIN JUGA INGIN JADI PELAWAK, TAPI NEGERI INI MEMANG KONYOL, INDAH DAN KONYOL BERSAMA SERIBU SATU MACAM HAL YANG ADA DIDALAMNYA.

INDONESIA MAMANG BERAGAM, DARI YANG WARAS, SETENGAH WARAS SAMPAI YANG GILA ATAU MALAH MEREKA YANG GILA TAPI PURA – PURA WARAS BEGITU JUGA SEBALIKNYA,
INDONESIA. HIDUP POLISI INDIA. 
     
    *Mari angkat gelas untuk Norman yang kini sama ngetopnya dengan Kapolri. dengan kreatifitas bukan dengan....... hihi. Ingat Norma(n). jangan hukum norman :)


norman said: are you "mad" like me ?
 


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Hidup Norman! Wajah jujur dan lugas Indonesia

iphank dewe mengatakan...

yang jujur memang selalu baik :)

Posting Komentar