Membaca Tuhan lewat (?)

Share on :
Ingatkah Tuhan mengajarkan terlebih dulu pada kita bagaimana membaca ? Tuhan menuntun kita untuk mencari dan menemukan sesuatu yang akhirnya kita sebut sebagai keyakinan karena dengan sungguh - sungguh dapat kita pertanggung jawabkan. Tuhan telah menggambar dengan sangat baik, tanpa sedikitpun lupa dan tanpa sedikitpun tendensi kecuali kita yang menciptakan tendensi itu sendiri.

Adapun bila hari ini hidup kita semacam diliputi kecemasaan menyangkut apa – apa yang seakan – akan membayang – bayangi, sesuatu yang kita anggap berbahaya walaupun kenyataanyapun kita sendiri tidak mampu menjelaskan kedudukannya dan member alas an yang rasional, yang empiris tentang apa yang dianggap sebagai “soal” tersebut itu artinya kita musti duduk, bertanya pada diri sendiri—bertafakur, mengukur diri bahwa sungguh kita hanya mampu memiliki prasangka, sungguh kita hanya diminta untuk berikhtiar bukan untuk menghakimi “soal” untuk melindungi diri kita yang kita anggap “maaf” paling benar atau malah paling baik sedang kenyataannya kebenaran haanya dating dari langit dan baik buruk hanyalah objektif di mata tuhan yang tunggal.

Ada banyak cara bertemu Tuhan

Dalam keadaan lupa diri kita sering tidak kembali menempatkan diri sebagai hamba, sebagai ciptaan yang berarti senantiasa memiliki tempat pulang baik ketika sakit maupun ketika bahagia. Tuhan senantiasa memata – matai (karena kita sering kali tidak menyadari jadilah saya pilih kata itu)  kita dengan tidak sedikitpun tidur apalagi lengah. Tuhan ada dimana – mana, berbicara dengan bahasa apapun dan dibagian waktu manapun. Tuhan ada di pasar ketika laki – laki tua mengurangi timbangan garamnya, tuhan berada di daalam angkot ketika seorang tua terjepit dan orang lain tidakj mengindahkan, tuhan berada di tiap butir nasi basi yang dimakan seorang anak yang kelaparan dan mengais nasi basi di tong sampah, tuhan ada di kantor – kantor pemerintah ketika korupsi dieksekusi, tuhan ada dimana – mana, tuhan ada di antara baik dan buruk, tuhan ada diantara indaah dan jelek, Tuhan ada diantara wangi, Tuhan ada dibau kloset tempat segala kotoran kita keluarkan. Tuhan ada di mana – mana, Tuhan tidak pernah kemana – mana hanya kita yang kadang terlampau sering merasa ditinggalkan ketika sekian Tanya tidak pula ditemukan jawabannya.

Tuhan memberi manusia kecemasan agar mengetahui dia apa yang dibutuhkannya, lalu tuhan memberi dia mulut dan kecakapan bahasa untuk menyampaikan maksud dalam pertanyaan tapi tuhan tidak akan menjatuhkan jawaban dari langit kecuali manusia itu sendiri meyakini apa yang dikatakan tuhannya bahwa tiap pertanyaan dihidup manusia hanya manusia itulah yang akan menemukan jawabnya.
Hiduplah dengan cemas, cemaslah untuk jangan pernah berhenti bertanya karena sungguh kita tetap harus membaca Tuhan atas takdir dihidup kita yang adalah (?), tapi berhentilah menggugat. Menggugat ciptaan Tuhan adalah senantiasa sia – sia.  

0 komentar:

Posting Komentar