SOCIAL MEDIA ADALAH RUMAH

Share on :
Dari tiada menjadi "benar-benar" ada
karena lebih bangga disebut anak bandel, saya lebih sering bolos waktu mapel TIK (Teknologi dan Ilmu Komputer-keknya sih gitu) jaman SMP begitupun SMA. sebenarnya mendasar, dulu mana ada peduli, yaa walaopun sebenarnya belom dulu - dulu amat karena udah masuk tahun 2000an tapi tetap ajah dulu saya tidak menganggap penting pelajaran itu. asal lulus mata pelajaran IPA, IPS, matematika dan bahasa saja saya sudah pasti lulus jadi TIK TIK TIK itu emang ke laut ajah.

cerita tersebut ada hubungannya dengan social media di hidup saya. telat kenal komputer bikin telat juga kenal yang namanya internet dan telat kenal internet sama artinya juga dengan telat kenal social media. tapi ternyata ini bukan masalah besar, teknologi dan keinginan belajar adalah sinergi tak terbantahkan hingga mempelajari social media tidak pernah mengenal kata telat. akun socmed pertama saya adalah friendster yang itupun dipaksa - paksa temen lantaran dibilang gak gaul. waktu SMA ketika dewi lestari lagi booming - boomingnya dengan supernova saya iseng mengikuti saran teman - teman untuk buka blognya dewi lestari. dari situ saya akhirnya ngeblog juga.

<span class="fullpost">


    </span>

singkat cerita kendala biaya dan males ke warnet adalah alasan mengapa blog tidak lagi diurus dan friendster yang berganti dengan facebook berakhir dengan kenyataan yang sama, hanya sebatas suka - suka; evoria semata, ikut -ikutan dan sejenisnya. 2010 sepuluh kemarin keadaan berupa, saya memutuskan untuk lebih sedikit peduli dan mau terbuka terhadap perkembangan teknologi informasi yang namanya social media. berbekal baca sana - sini, buka - buka ini itu pertengahan tahun 2010 kami (saya dengan beberapa teman) meluncurkan online campign semangat Ambon Bergerak. sebenarnya model serupa bukan hal; baru tapi kini rasanya saya lebih fokus dan menganggap hal seperti ini penting.

Campign semangat Ambon Bergerak udah setahun jalan, dan berkat socmed kami terhubung dengan banyak orang yang memiliki ide dan pandangan yang sama untuk membangun melalui gerakan - gerakan via social media sehingga saling support dan memberi ide. jarak jauh yang dulu dirasa menjadi sekat untuk membatasi perkembangan kini tidak lagi menjadi soal. dengan memanfaatkan social media secara baik, koneksi yang positif akan terjaring demi untuk membentuk gerakan yang masif.

Twitter itu garis inspirasi
awalnya saya bingung mengoperasikan microbloging berikon burung ini. 140 karakter itu terlalu sedikit dan perputarannya terlalu cepat menurut saya awalnya tapi ternayata kini ywitter menjadi bagian utama di kehidupan saya untuk mengaktualisasi banyak hal. saya membaca langsung tulisan - tulisan penulis - penulis favorit saya tepat setelah jarinya menekan tombol enter, saya berinteraksi dengan orang - orang penuh semangat yang memiliki kesamaan visi dan misi dan yang teristimewa saya bisa ikut terlibat dalam banyak hal baik seperti ikut nulis cerita buat antologi cerpen untuk donasi korban merapi, ikut nulis untuk proyek2 seru lainnya, ikut gerakan campign2 lain yang searah dengan Ambon Bergerak sampai ikut terlibat membuka kelas akademi berbagi di Ambon. sebuah kekuatan baru, semangat besar yang mampu mengintegrasikan setiap pikiran dan tenaga meninggalkan batas - batas konfensional yang dulu ada.

social media adalah rumah bersama, negara tanpa batas dan mampu menusuk langsung keulu hati karena walau kita berjauhan kekuatannya terasa sejengkal dipelupuk mata kita.
---
*blog ini baru dibangun lagi untuk aktualisasi yang lebih to the max. inspiring banget gw sama orang kek @venustweets @pasarsapi @bukik dan masih banyak lagi yang menulis, berbuat baik dan saya menemukan kembali inspirasi dan keyakinan untuk lebih "berani" berbuat. Social media adalah Rumah, tempat menggalang potensi dan membangun hubungan manusia yang positif sebagai berkah alam semesta. maaf terlambat menyadari :D

0 komentar:

Posting Komentar