This is my story : BUDAYAWAN DARI TIMUR

Saya adalah anak yang besar dalam situasi konflik kemanusiaan yang menimpa Maluku di tahun 1999. Cerita tersebut tidak perlu dijabarkan karena banyak data otentik yang mampu menjelaskan dengan rinci betapa hancurnya peradaban karena peristiwa tersebut. Mimpi dan cita – cita saya berlatar dari situasi tersebut, saya ingin menjadi budayawan—aktivis sosial yang bergerak dibidang pendidikan dan penguatan nilai – nilai budaya masyarakat.

Pasca konflik terjadi, tata rekonsiliasi menurut saya dicapai melalui jalur pendidikan dan budaya maka kedua bagian itu menjadi penting bagi saya. Dalam proses rekonsiliasi kegiatan di bidang pendidikan dan budaya yang dilakukan oleh berbagai pihak khususnya generasi muda. Sejak tahun 2003 saya bersama beberapa teman mulai berupaya membuka isolasi dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dibidang pendidikan dan budaya, sering kali saya menjadi pekerja didalamnya sekaligus peserta karena masih berstatus pelajar saat itu. Waktu berjalan dan saat ini Maluku telah kondusif dan kami tetap melaksanakan kegiatan – kegiatan yang sama. Saat ini berbekal pengetahuan seadanya mengenai sosial media kami sedang menjalankan sebuah online campign dengan nama ambon bergerak, sebuah gerakan semangat yang mengusung kreatifitas dan budaya dari timur untuk Indonesia yang lebih baik. Selain itu kini kami juga menjalankan sebuah rumah budaya dengan nama Rumah Beta bersama kak Glenn Fredly serta menjalankan kelas Akademi Berbagi di Ambon selain tentunya tetap melaksanakan kegiatan – kegiatan lain untuk mendukung pengembangan genaarsi muda seperti misalnya melakukan kerja sama untuk belajar bahasa inggris di EF (www.englishfirst.co.id ) melihat betapa pentingnya hal tersebut di era globalisasi dewasa ini.

Being a cultural observer is to being a high taste human being and to be usefull for people. Me and my friends has a dream for ambon as a culutral cities and a center of world tourism. For that we are setting a young movement campaign and make a move. We hope that all of indonesian young people doing the same thing . imagine how indonesia would be.