![]() |
Pluntungan |
“ Apa yang terjadi di
tahun 65 itu tidak seperti yang diberitakan oleh media atau yang tercatat dalam
sejarah “ – Suci Danarti (Eks - Tapol Kamp Pluntungan)
---
Sejarah konon adalah milik penguasa atau dalam istilah popular
di masyarakat “ sejarah adalah milik pemenang ”. diskusi – diskusi tentang
sejarah dan perdebatan yang ada didalamnya menurut saya sepertinya tidak akan
pernanh selesai karena sejarah adalah sebuah produk yang diciptakan untuk
kepentingan tertentu, subjektif dan memiliki aturan – aturan prosedural dalam
proses penciptaannya layaknya sebuah produk pada umumnya.
Sejarah bagi saya perlu dibagi menjadi dua kerangka besar,
yang pertama adalah sejarah sebagai sebuah peristiwa otentik yang tidak bisa dibantah
oleh siapapun dan atas dasar apapun dan yang kedua adalah sejarah yang
diciptakan atas kepentingan tersebut. Sejarah dalam kerangka yang kedua adalah
alat legitimasi kekuasaan dibuat untuk menguatkan kekuatan tertentu dan
sebaliknya melemahkan kekuatan yang lain.
Film Plantungan diputar di Ambon sore tadi, sebuah film yang
wajib ditonton oleh siapapun yang menaruh hati dan perhatian terhadap sejarah
bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang besar, sejarah perjalanan bangsa ini sudah
seharusnya menjadi landasan penting dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara yang sayangnya hari ini tidak begitu lagi menjadi perhatian karena cenderung
berkabut dan kontroversial. Sebuah idiom keren yang dilontarkan oleh teman saya
bahwa sesuatu yang kontroversial itu akan selalu menarik menjadi dasar mengapa
saya begitu tertarik mengenai isu rekonstruksi sejarah yang dilakukan untuk
meluruskan kembali sejarah Indonesia yang sudah sejak lama terbukti
dipolitisir. Tapi apakah idiom tersebut juga berlaku dalam kajian sejarah bagi
kebanyakan orang ? jawabannya saya sendiri tidak begitu meyakininya.
Plantungan, PKI dan
Gerwani
Produk sejarah adalah produk teror massa, sebuah produk yang dibuat
untuk menciptakan mindset berfikir orang
banyak atas sebuah kejadian—peristiwa atau diri orang per orang. Sejarah sebagai
sebagai rekaman fakta peristiwa dan kejadian telah menyembunyikan banyak hal
dan membentuk konsepsi pemikiran tertentu atas sebuah fakta yang sebenarnya
harus bias diterima secara valid sesuai dengan fakta yang sebenarnya dengan
tidak didasarkan pada kebutuhan akan perspektif tertentu sehingga membatasi,
mengurangi bahkan menghilangkan fakta yang sebenarnya.
Film Plantungan menambah lagi daftar panjang gugatan fakta
peristiwa terhadap catatan sejarah. Film dokumenter berlatar Indonesia tahun 65
yang berisi kesaksian para bekas tahanan politik perempuan yang menghuni Kamp
Pembuangan Plantungan di Kendal, Jawa Tengah tersebut memaparkan banyak fakta
yang tentu saja selama ini tidak dimunculkan dalam catatan sejarah.
Kutipan Suci Danarti di awal tulisan ini adalah semacam inti dari
film Pluntungan yang memaparkan fakta sejarah yang selama ini sengaja
dibengkokkan dan disebunyikan. ada semacam kesalahan berpikir masyarakat mengenai
peristiwa – peristiwa yang terjadi disekitar tahun 65 dan keadaan tersebut
dikarenakan penciptaan perspektif oleh sejarah.
“ Saya ditangkap selama 14 tahun tanpa peradilan “
begitu penuturan Sp Tien Wartini. Kekerasan yang terjadi terhadap para Tapol
perempuan yang adalah motor gerakan Gerwani tersebut tidak hanya dalam bentuk
penangkapan yang semena – mena dan penghukuman tanpa proses peradilan tetapi
juga secara fisik berupa pemerkosaan dan bentuk eksploitasi seksual yang bukan
hanya terjadi bagi para penghuni kamp tersebut tetapi juga untuk para keluarga
mereka. “ untuk menemukan gambar palu dan arit, perempuan – perempuan dibugili
dan dipermainkan sesuka hati para petugas “ lanjutnya.
Sungguh sesuatu yang mengerikan
menggambarkan kondisi Kamp Plantungan dan isolasi yang dilakukan terhadap para
perempuan “terhormat” ini. Kamp Plantungan sebelum di jadikan Kamp pembuangan
tapol pada tahun 1970 adalah sebuah tempat isolasi bagi penderita kusta, berada
dihutan belantara dan sangat tidak manusiawi untuk dijadikan tempat tinggal
bahkan untuk Tapol sekalipun namun begitulah kenyataan yang sebenarnya dan
selama ini hilang dalam catatan informasi sejarah yang bias diakses oleh publik.
Negara menyembunyikan borok ini tapi kini baunya telah tercium dan melebar
kemana – mana.
Sebagai seorang anak yang
mengkonsumsi “sejarah nasional” di bangku pendidikan formal kini saya memiliki
kesadaran kritis bahwa selama ini saya telah tertipu atau dibuat sengaja tidak
mengetahui bagian – bagian penting yang seharusnya menjadi alasan penting nasionalisme
saya betapa bangsa dan Negara ini lahir dan tumbuh dalam sebuah gejolak konflik
yang harus dipelajari untuk tidak lagi terulang. Kesadaran tersebut lahir dari
sebuah proses pencarian, perenungan dan penemuan bukan dari klarifikasi sejarah
yang dilakukan oleh mereka yang memiliki wewenang.
PKI adalah musuh Negara,
bersinggungan dengan PKI adalah kejahatan dan Gerwani adalah kumpulan perempuan
– perempuan “tidak benar” adalah konstruksi sejarah yang setidaknya saya sadari
berada didalam diri saya ketika masih berada di bangku pendidikan formal lewat
bacaan dan fil Gestapu yang dulunya sering diputar untuk mendoktrinisasi
pikiran kita akan keberadaan musuh – musuh Negara tersebut yang ternyata
kenyataannya sama sekali tidak benar dan perlu mendapatkan pembenaran fakta
dalam catatan sejarah yang bahwa didalam polemic tata Negara saat itu keduanya
dianggap mengancam keamanan Negara sejarah tidak seharusnya menipu.
Mari mulai Bicara Kebenaran
Generasi muda Indonesia sebagai
pemegang tongkat estafet perjalan bangsa hari ini harus mulai “peduli” dengan
sejarah setidaknya sebagaimana saya sampaikan sebelumnya untuk dijadikan alas
an mencintai dan hidup mati – matian membela bangsa dan Negara ini. Generasi muda
hari ini harus mulai mendekatkan diri dengan kebenaran yang bila tidak
disajikan secara logis harus ditelusuri keberadaannya.
Plantungan adalah satu dari
sekian banyak situs sejarah yang terselubung dan untuk membuka banyak bagian
lain yang akan menggemparkan kesadaran semu kita mulailah dengan tidak membaca
sejarah dalam tafsir penguasa saja tapi juga dari mata sejarah yang sebenarnya.
---
*film plantungan adalah film yang
dibuat oleh komnas perempuan dan dilaunching 10 Februari lalu. Sebuah film yang
baik untuk menjadi konsumsi bangsa kita hari ini. Semoga kita selalu
tercerahkan setidaknya dengan membaca kembali lembah Plantungan dan semoga tuhan juga senantiasa memaafkan mereka para “penipu” sejarah. Amin
2 komentar:
whuaa seru nih kayaknya
harus coba biar terbukti :D
Posting Komentar