Lini Mas(s)a dan Cinta Satu Malam untuk Donny Bu

Share on :

diunggah dari http://donnybu.com/
Duduk kita beratap langit dan tanpa beralaskan apa – apa. Suasana seperti ini adalah suasana pertama bagi saya sejak menghantarkan film lini mas(s)a diputar diberbagai daerah. Saya suka suasana seperti ini, saya suka kota ini – Donny Bu

---

 Dadakan didaulat menjadi moderator pemutaran film lini mas(s)a di Ambon malam tadi membuat saya belajar banyak hal dari seorang inspirasional bernama Donny Bu, sebagai seorang pemula di dunia social media professional yang berusaha memaksimalkan potensi social media dan menggunakannya sebagai alat untuk membangun sekaligus menggerakan gerakan sosial membuat saya merasa tercerahkan lewat kalimat – kalimat sederhana yang diselingi tawa renyahnya.

Lini Mas(s)a adalah film yang dibuat atas dasar kecemasan untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia akan sebuah “palu” besar yang menancapkan kembali “alas tongkak” semangat yang kokoh untuk melakukan perubahan menuju tata kehidupan masyarakat yang lebih baik. Berdasarkan penjelasan produser film dokumenter yang memetakan gerakan masyarakat melalui social media di Indonesia setidaknya dalam kurun waktu beberapa tahun ini atas pertanyaan sederhana saya mengapa film tersebut dibuat saya meletakan pemahaman saya bahwa film tersebut dibuat untuk mendokumentasikan Indonesia, mendokumentasikan masyarakat Indonesia dalam bentuk lain selain yang ada di media – media mainstream.

Donny Bu mengaku jatuh cinta dan terkagum – kagum dengan kota Ambon, dengan laut, dengan makanan, dengan segala potensi yang dimiliki daerah ini dan sebagai seseorang yang sering diposisikan sebagai tour guide pernyataan seperti itu tentu bukan barang baru lagi ditelinga saya mengingat sudah terlalu banyak orang yang mengatakan jatuh cinta pada kota kecil dengan pesona alam yang luar biasa ini. Tapi pernyataan tersebut tidak selesai sampai disitu, Donny Bu mengkritik dan memberi masukan besar kepada pengguna internet (social media) di kota Ambon untuk bisa memberikan informasi tentang keberadaan Ambon kepada dunia luar “ saya merasa kekurangan informasi akan tempat ini dan sudah menjadi kewajiban setiap pengguna social media untuk mendorong terbukanya akses informasi agar orang lain juga bisa tahu tentang potensi yang ada disini. Dari tadi saya foto – foto dan upload terus, banyak yang komen dan pengen datang untuk tahu lebih banyak tentang Ambon “ jelasnya.

Jakarta versus Daerah

Apa yang disampaikan Donny Bu tersebut pada dasarnya bukanlah sesuatu yang baru pertama kali diwacanakan di kalangan penggiat social media di Ambon karena setidaknya dalam beberapa kali kopdar atau kegiatan – kegiatan berbasis social media isu tentang terbatasnya informasi mengenai Ambon tersebut telah disampaikan. Namun sebagai sesuatu yang baru, apa yang disampaikan oleh Donny Bu tersebut setidaknya dapat dikatakan sebagai hantaman besar yang menguatkan barisan optimism bahwa sudah saatnya kesadaran tersebut tumbuh dan berkembang menjadi satu kekuatan besar yang mendorong kemajuan di daerah.

Dalam diskusi yang yang saya pimpin terjadi kekisruhan (begitu menurut saya)  ketika seorang penanya melontarkan pertanyaan dengan sebelumnya menyebut Donny BU sebagai perwakilan bogger pusat atau blogger Jakarta “ saya sejujurnya tidak suka diminta duduk disini, saya senang untuk memposisikan diri sebagai pengantar rol saja. Perlu dipahami bahwa sejujurnya tidak ada yang namanya blogger pusat atau blogger Jakarta, semuanya sama yang membedakan hanyalah Jakarta adalah ibu kota dimana akhirnya orang – orang yang ada disana didekatkan dengan akses, gaya hidup modern serta keberadaan selebriti yang menjadi public figuir dan menyita banyak perhatian termasuk di social media tapi untuk soal gerakan saya lebih mengacungkan jempol untuk teman – teman yang ada di daerah. Pergerakannya lebih ideal dan menyentuh langsung problematika masyarakatnya “ tandas Donny Bu.

Bangun Gerakan Pro - Rakyat

Gerakan yang dibangun di social media idealnya adalah gerakan yang didekatkan pada realitas kehidupan masyarakat. Sampaikan apa yang menjadi kebutuhan mereka, perhatikan realitas kehidupan masyarakat untuk menggalang sebuah gerakan yang massif. Bagi saya ini adalah bagian sangat inspiratif betapa bagi seorang Donny Bu membangun gerakan lewat social media adalah bentuk simpati bagi bangsa dan Negara.
Donny Bu juga bercerita tentang latar belakang berdirinya ICTwatch dan bagaimana dirinya yang meninggalkan kursi emouknya di Detik.Com yang sebagai portal berita terbesar di Indonesia telah memberinya segala yang dibutuhkannya demi untuk memenuhi keterpanggilan hatinya untuk menulis dam dekat dengan realitas kehidupan masyarakat.
---

Terima kasih untuk film Lini Mas(s)a dan cinta satu malam dari Mas Donny Bu, bukan karena ada lagu itu ditengah – tengah diskusi tapi karena ceritanya membuat saya sebagai orang muda jatuh cinta dasemakin percaya masih banyak orang peduli dan mau berdedikasi untuk bangsa ini dengan selalu berfikir lalu berbuat. Idealisme manusia bebas merdeka masih hidup dan tersebar dimana – mana untuk saling menguatkan. Selamat hari jadi untuk Maluku Blogger. Maju terus dengan berbuat. Sampai jumpa di seminar internet sehat besok :)    

0 komentar:

Posting Komentar