Mengapa Saya Ingin Ikut ACI ?

Share on :
" Itulah ujian pertama dari detik.com," begitu kata Nico Wijaya mengenai max 500 karakter yang menurut saya bukan sesuatu yang mudah untuk pertanyaan " mengapa harus dibiayai keliling Indonesia gratis ". Dengan agak pusing saya akhirnya menjawab, tapi kurang lebih inilah pandangan saya dalam versi yang bukan max 500 karakter. Aku Cinta Indonesia, karena.... 

Bagi saya keinginan untuk “menjadi Indonesia” adalah sebuah kemutlakan untuk terus mau belajar mengenal, mengetahui, dan memahami lebih jauh perihal Indonesia baik sebagai sebuah bangsa maupun sebagai sebuah negara. Sebagai generasi muda Indonesia yang lahir, besar, dan hidup di Ambon, saya menyadari sungguh bahwa Indonesia adalah gugusan keberagaman, limpahan rahmat tuhan yang maha indah dan sebuah kekuatan besar yang harus terus dikuatkan dalam kerangka-kerangka saling memahami untuk tercipta persatuan dan kesatuan demi tercapainya cita-cita luhur yang menjadikan bangsa-bangsa di nusantara ini bersekutu menjadi satu kesatuan negara Republik Indonesia.

Mengapa saya harus  dibiayai jalan-jalan keliling Indonesia? Jawabannya sederhana. Yang pertama adalah mimpi, sebuah keinginan yang sejak lama ditanamkan dalam diri untuk lebih mengenal lagi Indonesia yang bukan hanya Maluku atau Jakarta, tetapi dari Sabang sampai Merauke. Yang kedua, mengelilingi indonesia adalah sebuah momentum besar yang sungguh saya yakini mampu menguatkan kepercayaan diri untuk terus meneriakkan keindonesiaan, seruan cinta terhadap tanah air, dan perdamaian.

Saya adalah generasi Maluku yang besar di era konflik kemanusian yang pernah terjadi lebih dari satu dekade silam, ketika kemanusian, perdamaian, persatuan dan banyak hal lain menjadi porak-poranda yang atas dasar kepentingan apapun sungguh tidak dapat dibenarkan. Namun, konflik yang pernah menjadi bagian dalam hidup saya tersebut tidak menjadi penghalang saya untuk tumbuh menjadi manusia Indonesia, satu di antara sekian banyak generasi muda Maluku yang keluar dari jerat traumatisme dan tetap mengatakan cinta pada Indonesia dengan sungguh-sungguh lewat segala bentuk aksi.

Di Maluku, kota Ambon khususnya, saya dan beberapa teman menjalankan sebuah kampanye keindonesiaan dengan nama Ambon Bergerak, sebuah semangat kepedulian lewat kreativitas dan budaya. Selain itu, saya juga menjalankan sebuah rumah budaya di bawah Green Music Fondation dengan nama Ruma Beta yang berpusat di Ambon dengan jejaring komunitas kreatif, seni, budaya yang ada di sana maupun di luar Ambon.

Dari social media saya berkenalan dengan beberapa orang yang adalah alumni Aku Cinta Indonesia angkatan pertama, di antaranya Nico Wijaya, Harry Kawanda, Mahesar, Achmad Alkatiri dan Bhaga yang dari merekalah saya semakin bersemangat untuk bisa menjadi bagian dari keluarga besar ACI. Hal ini didasari dengan sebuah keyakinan sederhana betapa sungguh kecintaan terhadap Indonesia ini akan berbuah manis pada waktunya.

Di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki 27–28 Mei lalu saya menjadi salah satu bagian dari pentas musical Beta Maluku bersama Glenn Fredly dan banyak seniman asal Maluku yang merupakan rangkaian kegiatan Indonesia Kita yang digagas oleh Mas Butet Kertarajasa, Djaduk Ferianto, dan Agus M Noor. Acara ini menyuarakan budaya sebagai semangat keindonesiaan untuk kembali menguatkan rasa cinta serta persatuan dan kesatuan Indonesia.

Terakhir bagi saya menjadi Indonesia adalah sebuah pilihan dan sebagai sebuah pilihan. Keindonesiaan sudah sepatutnya bisa dipertanggungjawabkan agar menjadi bagian dari kecintaan yang sungguh-sungguh dan bukan hanya sekedar slogan. Semoga saya direstui melanjutkan perjalanan menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya. Amin.  

1 komentar:

Harry Kawanda mengatakan...

Nice post. :)

Posting Komentar