Balada Para Penipu

Share on :

 
foto : Susianti Inoel
jangan hidangkan untukku koran di atas baki
tapi berilah aku semangkuk bubur kacang merah untuk sarapan pagi
jangan gelar taman di atas selimut tidurku
itu hanya akan membuat kembang-kembang semakin belagu padahal kita hanyalah akan jadi gelugu

ada yang meneropong rembulan
yang memagari singgasananya dengan gamang
ada yang bersengketa dengan tuhan
yang mencuri tanah-tanah yang leluhur tempat ludah sirih pinang membuat sarang

rebana ditabuh mengalunkan repsodi
tubuh-tubuh kurus duduk mengantri kantong-kantong imaji
doa-doa yang dikira mustajab ternyata tidak lebih dari sekedar janji-janji
lakon abunawas ini tidak lebih dari parodi

ini adalah balada para penipu
cerita tentang mereka yang merampok dari hulu hingga hilir
yang memaksa menanam mimpi dengan tipu
yang meniduri kemanusiaan dengan sembilu

jangan beri lagi aku sedih
sebab telah kusaksikan ribuan orang-orang yang mati
jangan paksa lagi aku merasa pedih
sebab kini telah kuajarkan anak-anakku menghunuskan belati

hei… para penipu
yang menyulam kepalsuan di dalam berita koran
berhentilah menyemburkan gincu
kami tak butuh taman dengan kembang-kembang palsu

telah tertulis untukmu kematian di atas telapak tanganku
bukan demi gizi untuk tanah-tanah yang kau buat kering kerontang
tapi untuk api-api yang menyala dan berteriak bebaskan dari jiku-jiku
ini adalah balada cerita anak dalam yang mengutuk janji-janji harap gampang

telah tergambar untukmu kesaksian di atas sekujur tubuhku
bukan karena aku mau dikenang dan mati sebagai pejuang
tapi karena untuk hidup mulia memang harus bisa berjibaku
aku akan terus mengatakan benar meski akhirnya harus mati malang

balada para penipu
pendongeng-pendongeng cerita dusta
tuhan sedang pura-pura kalah dan menutup mata
tapi ingatlah tuhan tidak lupa ingatan apalagi buta

---
Ambon, Juni 2011
*) untuk berita-berita koran dan teve yang tak ubah seperti sinetron

0 komentar:

Posting Komentar