"...."

Share on :
Telah aku berikan padamu tas merah jambu
Yang disulam sederhana dari ruas-ruas bambu
Sudah aku lekatkan padamu bau bunga matahari
Supaya terang jalanmu setiap hari
  
Aku menulis semacam doa di awal pagi
Ketika lelap membawamu mengayuh menjauh
Kuselip pesan di beranda bersama cinta yang menebar dosa di atas peti mati
Lalu dengan hikmat dan sesederhana itu percayalah kita telah berpisah

Di ujung jalan aku meneguk dingin sendirian
Lurus menghadap angin timur yang mesra memberi gejolak
dari jendela aku mendengar kidung puji-pujian
pantai-pantai menari, bukit-bukit menyala. Aku mendengar pulang di dalam sajak

Ada penyamun membunuh rembulan
lalu mengubur malam yang isinya kesunyian dengan hingar tetawa
aku sudah pangkas rambutku juga bulu-bulu kemaluan
demi bisa berbesar hati dan tidak terkesan jumawa

Anak-anak menabuh tifa
genderang perang beradu bertalu-talu
demikian caranya berlalu
sampai lagi bisa punya cerita

---
(sajak absurd antara botol ijo dan dus merah kuning)

0 komentar:

Posting Komentar