Perempuan Malam

Share on :
dalam malam kelam, engkau duduk muram. anak-anakmu menangis seperti hendak berziarah ke makam, lalu marabahaya terus mengancam. jangan terpejam, berpesan engkau pada hati kecilmu dengan kejam. kertas buram, menunggu disulam. semakin sering dihantam, semakin sering mengecerkan logam.. tapi lampu-lampu padam, listrik sudah putus dengan bohlam. berlalu engkau dari duduk yang keram, pulang kerumah setelah adzan subuh menikam dan kamera wartawan menghujam.

"bila nanti ibu mati dirajam, bahagialah ibu sudah hidup jadi temaram" berbisik anak malam, mengusap-ngusap pipimu yang lebam. 

nasib jadi bungkam. sedih jadi haram.  

0 komentar:

Posting Komentar