Ramadhan, meja makan dan kenangan

Share on :
Bedug di tabuh, adzan magrib berkumandang menandakan waktu berbuka telah tiba. Di meja makan ibu menyajikan hidangan berbuka seadanya sesuai selera keluarga. Bapak adalah seorang pecinta kolak singkong sehingga telah terjadwalkan sekian tahun dalam ingatan saya bahwa buka puasa di hari pertama dalam keluarga kami pastilah akan diisi dengan kolak berkuah coklat kental tersebut baru kemudian digilir dengan menu selanjutnya sesuai kegemaran kami.

Selain sebagai bulan yang mengembirakan dimana amal ibadah di lipat gandakan dan momengtum penyucian diri dengan menahan segala amarah ramadhan bagi saya juga adalah bulan di mana meja makan kembali mengambil peran dalam keluarga kami dan kenangan adalah menu utama akan yang menguap di antara pekerjaan mengisi perut ketika berbuka. Sebagai keluarga yang tidak memiliki budaya makan satu meja di hari-hari biasa, berbuka puasa merupakan sebuah moment yang memiliki kesan luar biasa dimana kami (saya, bapak, ibu dan adik perempuan) akan duduk mengelilingi meja yang sama dan menyantap makanan dalam waktu bersamaan.

“ kalo buka puasa begini bapak pasti ingat kakak. Dia yang selalu menunggu bapak pulang dan mengambil kantong berisi kue lalu tidak lupa bertanya apakah bapak membeli tart kentang pesanannya atau tidak “ bapak membuka suara pertamanya setelah lama kami terdiam menyantap makanan masing-masing

“ iya… kakak suka skali tart kentang “ adik perempuan saya mengiyakan setelah detik sebelumnya seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.

Saya menatap ibu, menunggu komentarnya. Sebagai layaknya seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan beliaulah orang yang paling terpukul dan merasa kehilangan anak tertuanya—kakak perempuan saya yang berpulang lebih dulu di panggil sang maha kuasa. Peristiwa 8 tahun silam tersebut memang telah mampu di ikhlaskannya namun di mata saya ibu tetap adalah orang yang mampu memberi kalimat-kalimat emosional perihal segala yang dirasakannya terlebih-lebih di waktu-waktu kebersamaan seperti ini.

“ kalau buka puasa begini mama lebih ingat opa dan oma. Mama pasti selalu jadi orang yang ditugaskan menyediakan makanan buka puasa. Maklum anak yang paling bungsu “ ibu akhirnya membuka suara.

Bapak dan adik perempuan saya bersahut-sahutan mengomentari pernyataan Ibu tersebut.  Opa dan oma yang juga telah tiada hadir di meja makan-dikenangkan. Saya tersenyum mendengar komentar-komentar yang berhamburan di antara kami, sungguh sebuah suasana yang istimewa dan berkesan setiap tahunnya.

 “ Ramadhan itu waktu dimana kita bisa akan sangat mengingat orang-orang, peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dan terlebih mengingat mereka-meraka yang telah tiada. Bersyukur kita masih bertemu ramadhan “ ibu menambahkan.

Saya kembali tersenyum lalu mohon undur diri masuk ke kamar. Lebih dari satu pertanyaan serta merta menggerogoti pikiran saya seketika.

Masih akan adakah ramadhan yang sama seperti ini tahun depan ? masih akan seperti tahun inikah posisi duduk di meja makan ? atau ada lagi yang akan pergi dan kenangan tentang siapa lagi yang akan masuk daftar cerita yang pada prinsipnya akan terus diulang-ulang dalam cerita di meja makan setiap ramadhan. Hidup memang misterius dan manusia hanya perlu menjalaninya.

Saya menyalakan laptop dan mulai menulis dengan sebuah keyakinan sederhana betapa suatu hari nanti saya akan mengenangkan orang-orang yang sama, peristiwa-peristiwa yang sama dan mengingat kejadian di meja makan dengan kenangan-kenangan dimata orang-orang terdekat saya tersebut bersama orang lain, mungkin keluarga saya nantinya atau mungkin meja makan di ramadhan selanjutnya justru orang-orang tercinta saya tersebutlah yang akan mengenangkan saya yang tidak lagi ada di rumah--pergi lagi. Sekali lagi hidup memang adalah rahasia dan ramadhan serta meja makan juga kenangan-kenangan adalah segala yang akan saya simpan dengan baik.

--- selamat menjalankan ramadhan manis, bersama siapapun dengan manis.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Beruntunglah bagi siapa saja yang masih bisa menjalankan ramadhan dengan keluarganya--lengkap :')

indobrad mengatakan...

speechless. terima kasih saja utk sharingnya :D

Posting Komentar