“ karna semua anak Indonesia punya hak yang sama untuk belajar dan jadi
pandai “
Di suatu malam yang absurd di
sebuah trotoar denagn dua gelas kopi sebagai teman, saya dan Bhagavad Sambadha bertukar cerita, obrolan “sok tahu” tapi tidak “sok
penting” karena apa yang kami obrolkan memang adalah sesuatu yang kami yajini penting
(sampai disini maaf kalo beneran “sok tahu” yaa). kami mengobrol tentang belum
meratanya pembangunan-tentang dampak pembangunan yang belum bisa menjangkau
seluruh lapisan masyarakat baik dipandang dari klasifikasi sosial ekonomi
maupun hal-hal teknis seperti luasnya wilayah yang mengakibatkan terbatasnya
jangkauan dan dari semua semua sektor pembangunan yang masih terlambat tersebut
pendidikan adalah sektor yang sangat disayangkan.
Kalau bangsa Indonesia memiliki
sistem pendidikan yang baik, yang mampu menjamin bisa terciptanya sumber daya
manusia yang produktif dan tidak bersyarat dalam arti dapat di nikmati semua
kalangan sungguh dapat di prediksi perbaikan di Negara ini akan lebih cepat
terjadi karena kualitas manusia dengan sendirinya akan meningkat namun
sayangnya hal tersebut itu masih jadi sekedar harapan.
Sekitar satu bulan yang lalu
Bhaga mengirim pesan via YM, “akber buka
kelas anak jalanan”. Pesan pendek tapi secara sederhana saya mampu
merasakan emosi yang mengalir deras di dalam pesan tersebut bahwa kalimat yang
menjadi kutipan pembuka tulisan ini kembali terupayakan lewat satu lagi cara
baru (yaa… entah sudah berapa banyak cara teman-teman semua berjuang di
perjalanan masing-masing sebelumnya untuk pendidikan Indonesia). Semua orang di
republik ini memang memiliki hak yang sama dalam kesempatan belajar dan jadi
pandai bahkan anak jalanan sekalipun. Ikhtiar seorang teman di masa kuliah
selalu mengutip “ tidak ada anak tiri di
bangsa ini, semua anak memiliki hak yang sama dalam hal apapun “ dan #akberanjal
yang baru saja lahir menjadi satu lagi kendaraan untuk memperjuangkan
pemerataan hak mengenyam ilmu-pendidikan dan menjadi pandai.
Mata harapan “Bantar Gebang” bisa terbang
Dari malam jelang #17an kemarin
hingga paginya saya tanpa sengaja terus menerus menemukan dua kata yang mahal
sekali rasanya dari akun twiter beberapa teman relawan @akademiberbagi yaitu
mata dan harapan. Apa makna untuk mata harapan? Apapun itu, apakah mata-mata
yang melihat harapan ataukah harapan-harapan yang ada di setiap mata tidaklah
menjadi penting karena yang terpenting adalah nilai rasa dari kepedulian
melihat permasalahan sekitar dan kepekaan untuk mau berbuat sesuatu demi turut
bisa merasakan duka juga kesusahan orang lain.
Kelas perdana #AkberAnjal yang
di laksanakan di daerah TPA Bantar Gebang bertepatan dengan perayaan 66 tahun Indonesia
merdeka. Bagi saya hal tersebut adalah sebuah tamparan keras, sodoran realitas
yang membuat saya ingin sekali berkata untuk Indonesia juga orang-orang “Jakarta”
; berhenti pusing soal papua, berhenti pusing soal Ambon, yang di Jakarta ajah
belom bener. Masing-masing kita lebih baik berjuang untuk lingkungan kecil di
depan mata kita masing-masing dari pada meraba-raba situasi di tempat nun jauh
demi gagah-gagahan berkonsepsi, pendidikan lebih penting dari apapun.
Meski berada jauh dan tidak
ikut berpartisipasi, secara pribadi saya sungguh mengapresiasi kerja keras
#akberians yang lewat TL gigih sekali, miting sampe malam, berangkat pagi-pagi
dan ini dan lain sebagainya. Salah satu kado terbaik anak bangsa untuk perayaan
66 tahun Indonesia merdeka menurut saya adalah pelaksanaan #AkberAnjal kemarin.
Sebuah batu tapal perjuangan anak muda kembali di rintis dan semoga terus
istoqomah dalam memperjuangkan mimpi dan cita-cita yang tidak muluk-muluk yakni
semua orang bisa berhak menuntut ilmu dan jadi pandai,
Kami Anak-anak Bantar Gebang
Satu Selalu Kasih Sayang
Bisa Senang Bisa Menang
Bisa Menang Bisa Sayang
Bisa Senang Bisa Sayang
Selamanya...
Kang Pidi Baiq bikin lagu
bersama anak Bantar Gebang, berulang kali saya menonton vidio tersebut dan
terlintaslah kata "bisa terbang" melengkapi bisa sayang dan bisa menang di mata harapan bantar
gebang. Anak Indonesia siapapun dan di manapun berhak bisa terbang, berhak bisa menang..
Sekali lagi sukses untuk
teman-teman relawan @akademiberbagi, teristimewa mbak ai. cemuuunggguth (meminjam gaya ranume.hhe)
0 komentar:
Posting Komentar