Nungging, Aku Padamu !

Share on :

Apa yang ada dalam kepalamu seketika mendengar kata nungging? Entahlah, tapi marilah kita coba bersepakat bahwa “nungging” hari ini kemudian akan cepat terdeteksi dan diorientasikan pada gaya atau style dalam perilaku seksual modern.

Dua malam lalu linimasa twitter saya penuh dengan kata nungging yang berawal dari pernyataan sederhana seorang teman “mungkin doa saya kurang nungging kali yaa“. Seketika saya merasa tergelitik lalu mencoba merasionalisasi pernyataan tersebut. Nungging adalah satu dari sekian banyak kata yang tengah menghadapi distorsi nilai di tengah realitas zaman yang semakin terbuka dan jungkir balik ini. Seperti halnya kata ngangkang, nungging kini akan lebih dahulu dikoptasikan sebagai sesuatu yang negatif apabila ditempatkan dalam sebuah kalimat.


Ada sebuah cerita lucu tentang “nungging”. Di suatu siang saya sedang berkunjung untuk suatu keperluan di rumah seorang pejabat daerah. Dalam situasi yang sangat santai setelah makan siang, seorang pembantu pejabat tersebut tiba-tiba dipanggil oleh sang bapak untuk disuruh membelikan rokok.

“Belikan saya rokok yaa mbok. Awas uang kembaliannya jangan ditilep!“ ujar sang bapak yang menyodorkan satu lembar uang lima puluan.

Tiba-tiba dengan ceplas-ceplos pembantu tersebut berkelakar, “Ahh… kalo saya tilep juga bapak gak bakal bangkrut kok. Kan bapak kaya raya tinggal gesek.“

Mendengar ceplosan pembantu perempuannya tersebut tiba-tiba si bapak tersebut ikut berkelar “Sini kamu nungging biar bapak gesek.“

Sontak kami, beberapa orang yang ada di ruang tersebut tertawa dan menganggap itu sebagai sebuah lelucon yang jenius. Namun, sedetik kemudian saya merasa miris karena nungging tersebut bila dijabarkan lebih telanjang lagi akan berarti sesuatu yang vulgar dan seharusnya tidak digunakan untuk sebuah lelucon.

Apapun itu kemudian, nungging memang hari ini tidak lagi baik dan teman saya menggunakan kata tersebut untuk merepresentasikan sikapnya dalam berdoa yang “mungkin” dimaksudnya sebagai situasi yang kurang khusuk atau kurang berserah. Dalam pandangan sederhana saya seketika itupun kemudian mengasumsikan posisi sujud dalam sholat sebagai posisi nungging. Apa itu sesuatu yang salah? Saya rasa tentu tidak.

Jadilah linimasa twitter saya yang ramai dengan kata 'nungging' dihinggapi beberapa mention mulai dari joke hingga sesuatu yang mengarah pada hal yang serius. “Lagi dingin yaa mas bro, bawaannya nungging mulu “. Hati saya kembali menggelitik lalu terciptalah sebuah syair sederhana yang saya beri judul “ Tuhanku, aku ingin senantiasa nungging di khadiratmu

Pelan-pelan aku mengeja namamu
Bukan karena aku tak terbiasa mengucapkannya
Tapi karna tak ingin sedikitpun aku bersalah mengucap namamu
Aku selalu memilih mengeja meski selalu telah membuatku terbiasa


Rapat-rapat kusisipkan jari-jemari
Bukan karena hujan badai lalu aku kedinginan
Tapi karna dengan begitu, aku selalu merasa mendapatkan kisi-kisi
Hidup bagiku setiap hari adalah ujian


Di meja tulis aku menulis pesan
Jangan lupa sisakan aku satu tempat di sisimu karena aku tak pernah pura-pura terkesan
Pada setiap kehendakmu yang selalu kurasa seperti rembesan
Yang kusembah-sembah tanpa harus merasa menanggung sesembahan


Aku nungging di kehadiratmu Tuhanku
Aku ingin selalu dan senantiasa
      
---

Bagaimana kata nungging di kepalamu hari ini ?
Ahh… ini semacam sebuah lelucon.

diposting sebelumnya di ngerumpi.com 

4 komentar:

citra rahmawati mengatakan...

Aku nungging di kehadiratmu Tuhanku... arti nungging kali ini tdk lucu ya, jg tdk seronok btw apa setiap kata itu jk dit4kn diwilayah yg "bersih" akn brbeda artinya dgn jk dit4kn diwilayah "kotor"...????

iphank dewe mengatakan...

hallo citra. sesungguhnya aku "juga" berusaha melakukan itu :)

pendapatmu ?

Zippy mengatakan...

Saya kira nungging apaan :D
Untuk seorang muslim mungkin nungging ya, kalo non muslim kayaknya gak pake nungging deh :D
Tapi intinya tetep aja, semua tertuju kepada-Nya :)

citra rahmawati mengatakan...

iphank...msh sulit menjawabnya...maybe trkadang "sesuatu" hy mengajarkn kita untuk mlihat "sesuatu" itu dari sudut pandang berbeda...agar kt tdk menjustice "sesuatu" mnjadi obsolut cos apa yg pasti di bumi manusia ini???? kalo kita membunuh seseorang dgn mksud "baik" untuk menyelamatkan orang lain, lantas apakah pembunuhan itu benar???? kl tinja kita letakkan diatas piring emas, apakah lantas tinja itu enak untuk dilihat dan dimakan???

bagaimana menurutmu????

Posting Komentar