Hujan yang (Tidak) Marah

Share on :
Hujan jatuh dari malam kemarin
Dan sepertinya juga masih belum akan pulang malam ini
Lalu aku masih terus berada jauh darimu
Harus tetap untuk cukup puas dengan menemukan lampu – lampu kuning yang ercahaya lalu memantulkan wajahmu pada titik – titik air yang jatuh diatas jalan raya

Aku merindukanmu
Mungkin sudah bosan kamu mendengarnya
Mungkin juga sudah ratusan kali aku menyatakannya
Tapi aku memang hanya bisa mengatakan itu sambil terus membayangkan kita berada dekat dan saling memberi pelukan

Mari sini sayang
Beri aku jemari yang katamu hanya akan lengkap sela – selanya bila diisi jari – jariku
Mari sini sayangku
Berada tepat disamping kiriku untuk membuatku yakin tidak perlu bertanya kapan hujan ini reda

Sorot lampu mobil pecah dimata dan aku memang masih seperti nambak bahagia dengan kesendirian
Tapi aku selalu tahu bahwa bersamamu adalah baik
Sebaik aku terus merasa merindumu adalah bagian terbaik yang akan terus melindungiku
Bahkan dalam badai sekalipun

Manisku
Aku masih akan terus bersama kesendirian ini
Hingga tiba suatu hari dimana bersamamu adalah keniscayaan
Dimana aku tidak akan lagi menyembunyikan wajah pucatku dari sorot lampu mobil yang menemukan betapa dinginnya aku malam ini bersama hujan yang bagiku tidak marah melainkan menemaniku. 

---
ps : untukmu yang jauh dan untuk dua sejoli yang berpelukan menunggu hujan reda. :)

2 komentar:

gadisjeruk mengatakan...

ah keren.
seringkali hujan membawa kerinduan dan kenangan :)

salam kenal ya.. :)

iphank dewe mengatakan...

hallo gadis jeruk. rindu selalu menakjubkan. benar ?

jwabnya pasti ia :)

Posting Komentar