Menurut saya, benar ketika dalam tulisan tersebut Gerry
membunyikan solusi betapa pengalaman konflik yang dimiliki tersebut harus
dinarasikan dalam satu materi yang dipelajari bersama mulai dari pendidikan
formal hingga kehidupan sehari-hari di masyarakat. Upaya menceritakan kembali
seharusnya dipandang positif karena dengan begitu ingatan akan menjadi kekuatan
untuk mereduksi hal-hal negatif yang serupa (misalnya: provokasi-provokasi
menyangkut isu-isu yang sensitif). Dengan menciptakan medium penyampaian cerita
secara lebih ideal, cerita konflik yang pernah terjadi tidak akan kemudian
menjadi hal negatif melainkan menjadi ladasan berfikir dan bersikap kritis
untuk menghadapi kondisi di ambon yang masih terus berkembang.
Menyusun Sejarah Hidup Bersama di Ambon
Diposting oleh
iphank dewe
on Rabu, 30 Mei 2012
Label:
Ambon,
Ambon Bergerak,
Catatan,
Maluku,
Opini,
Perdamaian Maluku
/
Comments: (2)
Gula-gula di Beranda
Diposting oleh
iphank dewe
on Kamis, 03 Mei 2012
Label:
Bengkel Sastra Maluku,
Puisi,
sastra
/
Comments: (0)
Aku menyukai ingatan
Suka menyebutnya kenang-kenangan supaya lebih terdengar
seperti gula-gula
Kenangan-kenangan bersama ibu
Perempuan yang lebih suka kusebut dalam ingatan sebagai
kekasih
Suatu pagi di beranda. Aku ingat
Kami duduk bertukar cerita
Tidak lewat kata, tidak lewat suara. Melainkan lewat tatapan
Mata ngantuk yang basah. Mata kami waktu itu
Bila ibu dengar ada suara anak kecil menangis
Dirinya cepat-cepat langsung menoleh ke dalam rumah
Banyak anak-anak tergeletak di segala penjuru. Salah satunya
adikku
Ibu bilang: bila adik menangis, itu tentu bukan karena dia
takut. Dia memang hanya butuh menangis sesuai umurnya, tidak seperti aku dan
ibu.
Aku menyukai ingatan
Suka menyebutnya sebagai gula-gula meski tentang darah dan
air mata sekalipun
Kenangan kenangan masa kecil
Waktu yang menyusut jadi batu. Mengeluarkan air.
Mata aku dan ibu waktu itu. Bicara
Rumah yang kami tinggalkan, bebek-bebek yang dilepaskan ke
kali, juga pohon jambu biji yang mati kena bom
Apa kabarnya?
Bapak masih belum menjenguk.
Bila ibu dengar ada suara orang yang datang
Tanpa peduli nafas mereka masih tersengal-sengal. Ibu akan
menyambar
“ada kabar apa?”
ibu-ibu yang lain di sekitar juga pasti langsung taru
kuping. Tidak ada yang lebih mulia selain kabar, jawaban kepada rasa cemas.
Aku menyukai ingatan
Gula-gula yang tidak pernah habis
Aku dan ibuku.
Waktu itu di penampungan.
Waktu itu di penampungan.