Doa untuk tanah yang manis

Share on :

Oleh Rudi Fofid

Dari teluk sampai ke gunung, Tuhan, inilah Amboina,
Kota yang Kau bangun dengan jari-jari tangan-Mu sendiri. 
Tanahnya teramat manis seperti ranumnya buah-buah pala,
Wangi bagaikan  cuaca musim panen, bunga-bunga cengkih

Sioh, tanah Ambon adalah rahim ibu kandungku,
Sungai-sungai tak pernah berhenti mengalirkan air susu. 
Kami selalu  mendesahkan nafas menjadi banyak lagu.
Karena ada arus laut, embun jatuh dan angin sibu-sibu

O, kami mau menari di bandar, cakalele di bawah angin
Biarkan kami berlayar di atas ombak yang berdebar-debar
Kami mau kalahkan luasnya laut yang terkadang penuh misteri
Sebagaimana moyang kami selalu pulang mengibarkan bendera

Maka kumohon Tuhan, mari pukul tifa rebana dengan nyong-nyong Ambon, 
Tersenyumlah bagi nona-nona penari lenso, gendong anak-anak zaman
Lambaikan tangan kepada ama-ama dan ina-ina kaeng kabaya
Biarkan saja kami terharu dan air mata tumpah karena cinta

Tuhan, rembulan dan matahari dari Leitimur Selatan ke Tanjung Alang
Cahayanya menjadi bidadari, turun mandi di air teluk yang gilang-gemilang
Sioh, jangan ambil pesona itu dari lembah-lembah dan gunung-gunung
Sebab bunga akan layu, andarinyo menangis, ikan dan udang mengambang

Maka kuduskanlah mesbah Ambon dengan percikan hujanmu dari langit
Supaya terberkatilah Upulatu kota bersama saniri-saniri yang bijak berperi 
Kewang  perkasa di darat dan laut, kapitan berhati baja kabaresi
Maueng kami yang agung, dan marinyo yang bergerak menembus tiap hati

Kami sekarang ada dalam lingkaran kaeng gandong yang suci murni
Melingkar pulau melingkar kota melingkar negeri
Melingkar baileo, melingkar paparisa
Melingkar jiwa raga, melingkar jantung hati

Tuhan, biarkan kami bermimpi tentang negeri damai, kota untuk semua orang
Kami bisa minum kopi dengan nikmat, tiada peduli pada suara burung  hantu
Anak-anak berlari di hamparan  pasir dan karang,
dan terus melaju sebagai tombak menembus masa depan

0, sang timur, beri kami tahun-tahun terang yang takan redup dan padam
Supaya kami selalu melangkah di jalan-jalan cahaya yang Kau kehendaki
dan dari kemuliaan-Mu di atas sana, Kau bisa tersenyum melihat ke bawah
sebuah kota laut biru dengan keindahan yang lebih sastrawi dari beribu puisi,

Dari teluk sampai ke gunung, Tuhan, inilah Amboina,
Kami percaya pada kerahimanmu yang tiada punya batas
Jagalah kami seperti Engkau menjaga biji mata-Mu sendiri
Supaya  kami beroleh selamat,  di tanah yang begini surgawi

Ambon, September 2011

(* ini adalah puisi yang saya bacakan sebagai doa ulang tahun kota Ambon yang ke 463 Tahun malam tadi)




2 komentar:

arC vlog mengatakan...

Selamat ultah kota ambon..
selamat berpesta anak negri..
semoga maluku makin maju..
Kota Ambon makin keren.. asallamualaikum wr.wb.
Salam sejahtera..
Salam manis dr anak2 marinyo di rantau..
Kami akan selalu bertabaos..
Dendangkan nama negri ambon maluku di seantero dunia..
Seprti pesan ina ama...

NIT NOT mengatakan...

moga ambon tetap damai...cukup sudah peristiwa kemarin...mari ciptakan ambon yang damai...

Posting Komentar