NASIONALISME SEPAK BOLA

Share on :


Saya melompat paling tinggi ketika bola bersarang di gawang Thailand
Saya berteriak paling lantang "Indonesia pasti menang"
Saya bernyanyi paling semangat Garuda di dadaku
dan saya yakin sungguh banyak orang melakukannya tanpa diminta.

Sebagai seseorang yang tidak terlalu tergila-gila dengan sepak bola, bagi saya laga Indonesia vs Thailand dan beberapa laga Indonesia sebelumnya melawan Malaysia dan Laos di AFF adalah laga terbaik yang pernah saya saksikan. Terlepas dari hasil maksimal setiap pertandingan ketika Timnas Indonesia selalu mampu mempecundangi lawan-lawannya dan mengukuhkan diri sebagai tim yang selalu menang hingga putaran kedua ajang tersebut, sepak bola adalah salah satu alat paling ideal untuk mempersatukan bangsa Indonesia.

Masih hangat benar di ingatan, perhelatan akbar World Cup yang baru saja berlalu ketika seluruh masyarakat dunia larut di dalamnya merasakan gegap gempita dan panasnya atmosfir di setiap pertandingan. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan bendera-bendera negara peserta piala dunia tersebar di jalan-jalan di berbagai negara termasuk di Indonesia. Sepak bola adalah sebuah fenomena, dapat dimainkan siapa saja, di mana saja dan seakan-akan hadir sebagai sebuah kebutuhan manusiawi.

Sejujurnya sebelum laga Indonesia membantai habis Malaysia, saya bukan seseorang yang mengikuti perkembangan Timnas, sebuah kemujuran artinya mampu menyaksikan pertandingan bersejarah tersebut. komentar-komentar dari para komentator pertandingan membuat saya yakin bahwa Timnas Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan dan ini dikarenakan oleh sistem pelatihan yang baik, rekrutmen yang ideal, dan tentunya mentalitas yang semakin baik saja. Melawan Malaysia, Indonesia sempat ketinggalan satu gol begitupun yang terjadi semalam melawan Thailand. Indonesia selalu berhasil bangkit dan keluar dari serangan lawan dan membalikkan keadaan. Bukankah itu menawan? Mental kesatria garuda terbukti menjadi lebih baik.

Semakin baiknya permainan Tim Nasional Indonesia sudah tentunya menjadi prestasi tersendiri seperti halnya ketika berhasil mencegat langkah Thailand ke babak selanjutnya tadi malam. Sebuah tontonan yang memikat tentu saja ketika pada setiap pertandingannya Timnas mampu tampil membanggakan. Bintang-bintang baru dan muda bertaburan di lapangan, sorak-sorai pendukung menghentak di seantero stadion, doa jutaan rakyat mengalir mengiri jalannya setiap pertandingan.

Sebagai sebuah olah raga yang menjangkau semua kalangan, sepak bola kiranya dapat menjadi alat perekat kebangsaan. Nasionalisme memang selalu akan disertai pertanyaan, atas alasan apa seseorang atau sekelompak orang mencintai negaranya. Bagi Indonesia, akan ada banyak sekali jawaban untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun, betapa akan lebih menawan apabila sepak bola pun mampu menjelma menjadi alat perekat rasa cinta pada negara. Tak ada yang meminta saya melompat tinggi, tak ada yang minta saya berteriak dan tak ada yang meminta saya bernyanyi, semua terjadi begitu saja seperti semangat yang simultan menyebar ke seantero jiwa raga. Saya yakin itu bukan hanya terjadi di rumah saya, tetapi di hampir seluruh rumah rakyat Indonesia, tempat-tempat nonton bareng, dan terlebih mereka yang menonton langsung di Gelora Bung Karno.

Indonesia sudah bosan kalah, begitu kurang lebih sebuah kalimat di Timeline Twitter tadi malam dan benar saja rakyat Indonesia butuh panutan-panutan baru dan bukan tidak tepat ketika figur-figur itu justru lahir dari mereka yang berjibaku di lapangan hijau untuk membanggakan negara, sebuah pendekatan yang jauh lebih ideal ketimbang diberikan untuk mereka yang terus menuai kritik karena berbuat tidak sesuai di pemerintahan.






Salam bangga untuk ksatria Garuda di Dada, doa besar untuk perjuangan panjang yang baru dimulai kembali dan sebuah seruan untuk bangsa Indonesia :

MARI KIBARKAN MERAH PUTIH
DI HALAMAN RUMAH KITA
SEBAGAI BUKTI BAHWA KITA BANGGA
INDONESIA 
PASTI JUARA
 ................
AMIN


0 komentar:

Posting Komentar